Mayapada Hospital Bandung Tangani Kasus Langka Bayi Acalvaria
Mayapada Hospital Bandung berhasil menangani salah satu kasus yang terbilang langka, bahkan di dunia, baru-baru ini. Kasus itu adalah acalvaria, yakni penyakit langka di bidang pediatrik dan neurologi yang dapat menyebabkan kematian.
International Journals of Pediatrics mencatat, kasus acalvaria terjadi kurang dari 1 per 1 juta kehamilan di dunia. Kebanyakan janin mati akibat acalvaria, baik saat masih dalam kandungan atau setelah lahir. Dari seluruh dunia, jumlah kasus bayi acalvaria yang bertahan hidup dilaporkan bisa dihitung dengan jari.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi Mayapada Hospital Bandung, dr. Yani Dewi Suryani, Sp.A, Subsp.Neo (K), M.Kes mengungkapkan, penanganan dimulai sejak masa kehamilan hingga setelah bayi lahir. Pada Desember 2023, Mayapada Hospital Bandung membantu kelahiran seorang bayi dengan kondisi tanpa sebagian kulit kepala, sebagian tulang tempurung kepala, dan sebagian selaput pembungkus otak, yang disebut sebagai acalvaria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara umum, ada sejumlah faktor penyebab kelainan bawaan pada bayi, mulai faktor genetik, usia dan asupan gizi ibu saat hamil, penyakit dan infeksi pada periode kehamilan, polusi, radiasi, hingga penggunaan obat-obat tertentu.
Mulanya, adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Nana Sarnadi, Sp.OG, MMRS yang mencurigai ada kelainan pada bayi di usia kehamilan 12 minggu.
Bersama dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fetomaternal Prof. Dr. dr. Jusuf Sulaeman Effendi, Sp.OG, Subsp.KFm, pasien pun menjalani pemeriksaan.
Pemeriksaan itu diikuti pengawasan lebih lanjut sampai proses kelahiran secara caesar yang berjalan lancar, di mana ibu dan bayi kini dalam kondisi sehat dan selamat.
Setelah lahir, bayi dengan kondisi acalvaria itu pun langsung mendapatkan perawatan intensif di ruangan NICU Mayapada Hospital Bandung oleh dr. Yani.
Dalam periode perawatan, pasien bayi menjalani dua kali tindakan pembedahan kepala yang dilakukan oleh dokter spesialis bedah saraf konsultan neuro-onkologi, dr. Agung Budi Sutiono, Sp.BS, SubspN-Onk (K), PhD, Dr.Med.Sci.
"Operasi pertama dilakukan untuk menutup otak, menggunakan selaput otak sintetis agar otak terlindungi dan terhindar dari risiko infeksi. Dalam rentan waktu kurang lebih tiga minggu, operasi kedua dilakukan untuk merawat jaringan otak yang rusak dan merekonstruksi kulit kepala," ujar dr. Agung.
Menurut dr. Agung, kedua operasi itu bertujuan memberikan perlindungan maksimal dan memastikan otak dapat bertumbuh kembang secara optimal.
Pada rangkaian operasi itu, dr. Agung dibantu oleh dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik konsultan bedah tangan dr. Betha Egih Riestiano, Sp.BPRE, Subsp.T (K). Setelah menjalani operasi kedua, bayi lalu diterapi pernapasan bersama dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dr. Stenli Irwan Digdjaja, Sp.KFR.
Hasil terapi pernapasan itu, bayi mampu bernapas secara mandiri hingga akhirnya lepas dari bantuan mesin pernapasan pada awal tahun 2024.
Acalvaria, Penyakit Langka yang Berhasil Ditangani Mayapada Hospital Bandung
Keberhasilan Mayapada Hospital Bandung menangani kasus bayi acalvaria melalui kolaborasi dokter-dokter dengan berbagai latar spesialisasi ini menjadi capaian membanggakan bagi dunia medis Indonesia.
Terlebih, sampai sekarang belum ada kesepakatan terkait cara penanganan terbaik untuk kasus acalvaria, baik secara konservatif tanpa bedah maupun dengan pembedahan.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fetomaternal Mayapada Hospital Bandung, Prof. Dr. dr. Jusuf Sulaeman Effendi, Sp.OG, Subsp.KFm mengatakan, acalvaria memiliki risiko sangat fatal dengan rangkaian penanganan yang tidak mudah.
"Apabila acalvaria terjadi pada bayi, diagnosis dini yang tepat selama pemerikaan kehamilan sangatlah penting untuk menentukan intervensi yang sesuai dan mencegah angka kematian, serta mencegah trauma psikologis yang mungkin terjadi saat kelahiran bayi. Kasus acalvaria biasanya dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG transvaginal pada usia kehamilan sekitar 12 minggu," papar dr. Jusuf.
Kemudian, dr. Jusuf menambahkan, skrining dan konsultasi pra-konsepsi diperlukan untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadi kelainan bawaan lahir pada bayi. Nantinya, skrining dan konsultasi itu akan dapat mengidentifikasi faktor risiko beserta tindakan pencegahan yang bisa dilakukan, yakni dengan mengendalikan kondisi medis yang dapat mempengaruhi kehamilan seperti diabetes dan hipertensi.
Lalu, pastikan asupan gizi cukup dan seimbang dan hentikan konsumsi alkohol, serta hindari paparan asap rokok dan zat berbahaya lain, termasuk zat kimia, obat-obatan, hingga radiasi pada masa kehamilan.
Selanjutnya, dr. Jusuf mengingatkan, imunisasi sebelum dan selama kehamilan seperti vaksin rubella juga mutlak diperlukan.
Sebelumnya, bayi penderita acalvaria pertama yang berhasil bertahan hidup dilaporkan berada di Jepang. Bayi tersebut ditangani dengan pembedahan untuk menutup cacat pada kulit kepala.
(inh)(责任编辑:娱乐)
Jangan Sampai Terlewat, Nisfu Syaban 2024 Jatuh pada Tanggal Berapa?
VIDEO: Bahagiakan Orang Tua, Pintu Surga Terbuka
Polisi Kasih Nomor WA untuk Laporkan Jika Ada Praktik Premanisme
Ray Dalio Spesial Diundang Prabowo Bahas Danantara, Ini Peran Sang Konglomerat AS
10 Kota Ramah Turis di Dunia Dari Survei Booking.com
- Masa Jabatannya Sebentar Lagi Bakal Berakhir, Anies Baswedan Berjanji: Selama Jakarta Ada, Maka...
- 20 Kota di Dunia dengan Ruang Hijau Terbanyak, Tak Ada dari Indonesia
- Honbap, Tren Baru yang Diam
- IHSG Anjlok, OJK Izinkan Perusahaan Buyback Saham Tanpa RUPS
- 5 Keistimewaan di Bulan Syaban, Bulan yang Penuh Berkah
- Minum Air Jahe Setiap Hari, Ini 5 Efeknya pada Tubuh
- P2G: Kasus Sanksi Disertasi Bahlil Memalukan, UI Kehilangan Independensinya
- Lebaran Sebentar Lagi! Pastikan Nama Kamu Terima Saldo Dana BLT BBM 2025
-
Maskapai Tertua di Dunia, Pernah Punya Rute Terbang Amsterdam
Jakarta, CNN Indonesia-- Saat ini begitu banyak maskapai penerbangan di dunia. Tapi, ternyata ada ma ...[详细]
-
Waspada! Sebagian Napi Lapas Kutacane yang Kabur Masih Berkeliaran, 14 WBP Telah Ditangkap!
JAKARTA, DISWAY.ID- Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), Kementerian Imigrasi dan Pemasy ...[详细]
-
FOTO: Menikmati Keindahan Bunga Sakura Mekar di Jerman
Jakarta, CNN Indonesia-- Bonn di Jerman berubah jadi negeri dongeng saat sakura b ...[详细]
-
Terkuak Fakta Terbaru Dugaan Kekerasan Seksual Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar
JAKARTA, DISWAY.ID- AKBP Fajar Widyadharma Lukman akhirnya dimunculkan usai ditahan Divpropam Polri. ...[详细]
-
Status Kasus Senpi Dito Mahendra Naik Penyidikan
JAKARTA, DISWAY.ID--Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri menaikan status hukum ...[详细]
-
Bukan Jakarta, Kini Bandung Jadi Kota Termacet di Indonesia
Jakarta, CNN Indonesia-- TomTom Traffic, platform yang rutin merilis daftar kota termacet di dunia k ...[详细]
-
INFOGRAFIS: Minum Serai Setiap Hari, Apa Saja Manfaatnya?
Jakarta, CNN Indonesia-- Teh serai jadi salah satu pilihan minuman herbal yang me ...[详细]
-
Komisi III DPR: Restorative Justice Usai Vonis Hakim Perlu Diatur dalam Undang
JAKARTA, DISWAY.ID- Anggota Komisi III DPR I Wayan Sudirta mengusulkan agar prinsip restorative just ...[详细]
-
Ada Potensi Monopoli, Google hingga Facebook Jadi Sasaran Kebijakan Pajak Baru di Jerman
Warta Ekonomi, Jakarta - Jerman tengah mempertimbangkan pajak sebesar sepuluh persen terhadap raksas ...[详细]
-
Kulkas Bau Amis Ditinggal Mudik? Begini Cara Menghilangkannya
Daftar Isi 1. Kosongkan dan cabut kabel listrik ...[详细]
KTP Segera Beralih ke Format Digital, Yuk Intip Langkah
Bhumi Mandala Festival Diharapkan Jadi Inspirasi Kembangkan Ekraf dan Budaya
- Menyelami Rumah Nemo, Destinasi Wisata Baru di Sabang Aceh
- Penerbangan Putar Balik Gara
- Wamendiktisaintek Desak Kampus Usut Tuntas Kematian Mahasiswa UKI
- Regulasi Baru Polri Soal Jurnalis Asing, Dewan Pers Tak Dilibatkan: Bertentangan dengan UU Pers
- 3 Resep Minuman Segar untuk Buka Puasa yang Mudah Dibuat
- 5 Manfaat Menakjubkan Makan Nanas dan Efek Sampingnya
- Waspada! Sebagian Napi Lapas Kutacane yang Kabur Masih Berkeliaran, 14 WBP Telah Ditangkap!