Riset: 82 Persen Akui Kekerasan Perempuan di Pemilu 2024 Naik
Dunia politikmemang membuka kesempatan untuk perempuanterlibat aktif. Hanya saja, riset menemukan Pemilu 2024 kemarin justru menyisakan 'pekerjaan rumah' yang cukup serius, yakni kekerasan terhadap perempuan yang mengalami peningkatan.
Riset yang dilakukan Women Research Institute (WRI) bertajuk 'Kekerasan terhadap Perempuan dalam Pemilu 2024' menemukan 82 persen responden mengakui peningkatan kekerasan terhadap perempuan memang mengalami meningkatkan. Survei ini dilakukan terhadap pelaku politik aktif baik perempuan maupun laki-laki.
"Sebanyak 82 persen dari total subjek (penelitian) menyebut ada peningkatan intensitas kekerasan dibanding Pemilu sebelumnya. Ada indikasi upaya pencegahan dan perlindungan tapi belum efektif," kata Direktur Eksekutif WRI Sita Aripurnami dalam paparannya di JS Luwansa Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (26/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bentuk-bentuk kekerasan sendiri ada lima bentuk yang kami lihat. Kekerasan seksual 52 persen, kekerasan verbal 51 persen, kekerasan digital 45 persen, kekerasan ekonomi 42 persen dan kekerasan struktural 38 persen," kata Sita.
Kekerasan ekonomi berkaitan dengan akses terhadap sumber dana kampanye dan tidak ada dukungan finansial yang kuat. Sementara kekerasan struktural berkaitan dengan penempatan nomor urut di daerah pemilihan (dapil) yang cenderung di bawah atau paling ujung.
Dari beberapa wawancara mendalam, WRI menemukan kekerasan digital memang banyak dialami. Salah satu peserta wawancara, Lisa (bukan nama sebenarnya), bercerita suaranya pernah direkayasa dan diunggah pihak tidak bertanggung jawab. Rekaman suara rekayasa itu seolah menuduh KPU menerima suap.
"Ada lagi, yang dia fotonya bersama suami disebarkan disertai tulisan 'Jangan milih caleg yang bersuamikan China'. Contoh seperti ini banyak sekali kami dengar," imbuh Sita.
Kekerasan yang berdampak besar
Tentu saja bentuk kekerasan seperti apa pun bisa membawa dampak negatif terhadap perempuan. Bahkan sebanyak 37 persen responden mengaku kekerasan itu sangat berdampak bahkan terhadap performa mereka di ranah politik.
Dampak ini antara lain terhadap psikologis dan emosional (trauma dan kehilangan rasa percaya diri), dampak institusional (representasi di parlemen terhambat, minim keberagaman suara),dampak partisipasi politik (penurunan minat terhadap politik, enggan bersuara), dan dampak sistemik (menciptakan lingkungan penuh kekerasan, membatasi peran perempuan dalam demokrasi dan menghambat capaian target 30 persen keterwakilan perempuan).
Saat ini keterwakilan perempuan di DPR RI di angka 22,07 persen atau meningkat ketimbang periode lalu di angka 20,5 persen. Peningkatan ini memang menggembirakan tapi perlu ada sejumlah perubahan menindaklanjuti temuan yang ada.
![]() |
WRI memberikan beberapa rekomendasi mencakup kebijakan, institusional dan partai politik seperti, pengadaan mekanisme pelaporan kasus kekerasan dengan unit khusus di badan parpol, reformasi kebijakan pembiayaan kampanye, keterwakilan perempuan di posisi strategis juga pendidikan politik bagi kader perempuan.
"Perubahan atau perbaikan dari situasi ini [bukan ditangani] sendiri. Tapi merupakan kerjasama dari pemangku kepentingan agar terjadi perubahan yang transformatif sehingga tercapai situasi yang berkeadilan," ungkap Sita.
Sementara itu, sebagai perempuan yang terjun langsung ke politik, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengamini bahwa kekerasan terhadap perempuan di politik memang nyata terjadi. Pun dia pernah mengalami sendiri.
Lihat Juga :![]() |
Reri, begitu ia akrab disapa, teringat momen dirinya 'dikuliahi' mendiang penulis Radhar Panca Dahana jelang terjun ke politik praktis di 2019. 'Awakmu dewe mbok rusak' (Dirimu sendiri kamu rusak), demikian yang dikatakan Radhar pada Reri.
"Tapi kemudian saya menyampaikan apa yang disampaikan Pak Surya Paloh. Kenapa kita mendirikan partai (Partai Nasional Demokrat]). Kalau mau ubah sistem, kita kudu ada di sistem itu. (Parpol) itu kan semua tatanan yang diakui dan sah di negara ini," kata Reri dalam kesempatan serupa.
Menurut dia, peran pimpinan parpol terhadap keterlibatan perempuan di politik memang besar. Pemimpin tertinggi parpol yang berperan menempatkan dan memberikan kepercayaan pada perempuan.
[Gambas:Video CNN]
(els/tis)-
Pohon Tumbang Penuhi Jalanan Ibukota4 Oknum Polisi Disidang Etik, AKP hingga Brigadir Didemosi Terkait Dugaan Pemerasan Penonton DWPAcara Gowes Bareng Pramono Bakal Lintasi JLNT, Komunitas Pesepeda dan Pejalan Kaki MenolakPPSU Cempaka Putih Wafat saat Bekerja, Pemprov DKI: HakBakal Disebar Lagi, Ini yang Terjadi Jika Digigit Nyamuk WolbachiaBadan Bank Tanah Raih 14 Ribu Hektare untuk Rakyat, Tutup Tahun 2024 dengan Mencatatkan RekorTarif Baru Sempat Bikin Kaget, Biaya Konsumsi Air PAM Jaya di Apartemen Bakal Dihitung Per UnitHasto Belum Ditahan KPK, Bungkam Usai Diperiksa Selama 3,5 JamPolri Siapkan Pengamanan Kampanye Akbar Anies & Prabowo di JakartaBonus Demografi Energi: Kisah Anak Muda yang Mengubah Indonesia Jadi Lebih Hijau
下一篇:VIDEO: Melihat Museum Tank yang Lebih Tenar di YouTube
- ·Babak Baru! Anwar Usman Gugat Suhartoyo ke PTUN, Minta Tetap Jadi Ketua MK
- ·Masuknya Prabowo dalam 10 Pemimpin Berpengaruh di Dunia Diapresiasi Garuda Asta Cita Nusantara
- ·Alasan Pramugari Tak Wajib Bantu Penumpang Taruh Tas di Bagasi Kabin
- ·Pemprov DKI Salurkan KJP Tahap I ke 43.205 Penerima Baru, Cek Rekeningmu
- ·Diculik di Bangkok, Turis China Ditemukan di Mal
- ·Semanggi Tak Bercahaya Lagi, Pramono Geram Lampu Dicuri
- ·Pramono Dihujat Buntut Gowes di JLNT Casablanca, Stafsus Pasang Badan: Bukan Inisiatif Gubernur!
- ·DPRD Minta Pramono Mulai Terapkan ERP, Bisa Mulai Tahap Satu di Jalan Utama
- ·Tamu Ngumpet di Toilet, Kamar Hotel Diserbu Ngengat dan Ular Kobra
- ·Aksi Demonstrasi Hari Buruh di DPR Disusupi Anarko, Massa Anarkis Lempari Kendaraan
- ·DPRD Minta Pemprov DKI Rutin Lakukan Fogging Nyamuk DBD: Jangan Nunggu Ada Kasus Dulu
- ·Dua Hari Gelar Tenda, 15 Orang Demo di Depan Balai Kota Minta Dirut Bank DKI Dicopot
- ·7 Barang Ini Tak Boleh Disimpan di Atas Kulkas, Apa Saja?
- ·Istana Akui Program Makan Bergizi Gratis di Kendari Masih Pakai Dana Pribadi Prabowo
- ·Oknum TNI Diduga Bunuh Wanita Muda di Sorong Papua, Koarmada III: Tak Ada Toleransi!
- ·Jakarta Bakal Dipenuhi CCTV! Rano Karno: Anggaran Rp380 Miliar Siap Digelontorkan
- ·Mau Coba Liburan ke Irlandia? Visanya Gratis buat Pemegang Paspor RI
- ·Semanggi Tak Bercahaya Lagi, Pramono Geram Lampu Dicuri
- ·PPSU Cempaka Putih Wafat saat Bekerja, Pemprov DKI: Hak
- ·Pemprov DKI Mau Bangun Dermaga Baru di PIK, DPRD Minta Masyarakat Kepualauan Seribu Dilibatkan
- ·VIDEO: Koper Jastipers Borong Produk Kecantikan di Jakarta X Beauty
- ·Hardiknas: Bank Mandiri Perkuat Pilar Sosial ESG Lewat Inisiatif Pendidikan Inklusif
- ·Alasan Pramugari Tak Wajib Bantu Penumpang Taruh Tas di Bagasi Kabin
- ·Kurir Paket Jadi Korban Salah Sasaran Tawuran di Cilandak, Wajah Terbakar Diduga Disiram Air Keras
- ·Oh! Jadi ini Penyebab Terjadinya Hujan Es di Jakarta
- ·Jenis Olahraga yang Cocok di Bulan Ramadan, Enggak Bikin Lemes
- ·FOTO: Dukun Modern di Korsel, Tak Cuma Klenik Tapi Juga Pakai Medsos
- ·Wow! Ternyata KAI Mempunyai 5 Terowongan Kereta Api Terpanjang di Indonesia
- ·KPK Sebut Kepala BPJN Kalbar Dedy Mandarsyah Tak Laporkan Beberapa Aset Kekayaan
- ·Tarif Baru Sempat Bikin Kaget, Biaya Konsumsi Air PAM Jaya di Apartemen Bakal Dihitung Per Unit
- ·Sorotan Publik Pada Iriana Jokowi Disebut Pose 2 Jari Kala Warga Teriaki Ganjar Presiden di Salatiga
- ·Jenis Olahraga yang Cocok di Bulan Ramadan, Enggak Bikin Lemes
- ·Rambut Gondong Muka Kucel, Begini Tampang Penculik Anak Perempuan di Pasar Rebo
- ·Rambut Gondong Muka Kucel, Begini Tampang Penculik Anak Perempuan di Pasar Rebo
- ·Bos RCM Jadi Tersangka
- ·Bank DKI Didemo Depan Balai Kota Sampai Menginap, Pramono: Itu Wajar